Rasisme adalah musuh dunia
Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.
Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis Beberapa penulis menggunakan istilah rasisme untuk merujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis tertentu sendiri (etnosentrisme), ketakutan terhadap orang asing (xenofobia), penolakan terhadap hubungan antar ras (miscegenation), dan generalisasi terhadap suatu kelompok orang tertentu (stereotipe). |
Rasisme telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida. Politisi sering menggunakan isu rasial untuk memenangkan suara. Istilah rasis telah digunakan dengan konotasi buruk paling tidak sejak 1940-an, dan identifikasi suatu kelompok atau orang sebagai rasis sering bersifat kontroversial.
Orang yang rasis adalah orang
yang meyakini bahwa karakteristik turunan yang dibawa sejak lahir secara
biologis menentukan perilaku manusia. Doktrin rasisme menegaskan bahwa
darah adalah penanda identitas bangsa-etnis. Rasisme, termasuk
antisemitisme rasial (prasangka atau kebencian terhadap Yahudi atas
dasar teori biologis yang salah), selalu merupakan bagian integral dari
Sosialisme Nasional Jerman (Nazisme). Nazi menganggap semua sejarah
manusia sebagai sejarah perjuangan yang ditentukan secara biologis
antara orang-orang dengan berbagai ras berbeda. Setelah naik ke tampuk
kekuasaan, Nazi mengesahkan UU Nuremberg pada tahun 1935, yang
mengodifikasikan apa yang mereka anggap sebagai definisi biologis
ke-Yahudi-an. Menurut teori ras Nazi, bangsa Jerman dan bangsa Eropa
utara lainnya adalah ras "Arya" yang unggul. Selama Perang Dunia II,
dokter-dokter Nazi mengadakan eksperimen medis palsu untuk menemukan
bukti fisik keunggulan bangsa Arya dan kelemahan bangsa non-Arya.
Kendati telah membantai tawanan non-Arya dalam jumlah yang tak terbilang
pada eksperimen ini, Nazi tidak dapat menemukan bukti apa pun untuk
teori mereka tentang perbedaan ras biologis di antara manusia.
Rasisme Nazi menimbulkan pembantaian dalam skala yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Selama Perang Dunia II, pimpinan Nazi memulai apa
yang mereka sebut "bersih-bersih etnis" di kawasan Timur, yang meliputi
Polandia dan Uni Soviet, yang didudukinya. Kebijakan ini mencakup
pembantaian dan pemusnahan ras yang disebutnya "ras" musuh melalui
genosida terhadap kaum Yahudi Eropa dan penghancuran pimpinan bangsa
Slavia. Kaum Nazi yang rasis memandang penyandang cacat fisik dan mental
sebagai bahaya biologis bagi kemurnian ras Arya. Setelah merencanakan
dengan cermat, dokter-dokter Jerman mulai membunuhi orang-orang cacat di
berbagai lembaga penampungan di seluruh Jerman dalam operasi yang
mereka perhalus dengan istilah "eutanasia."Rasisme dalam even Olahraga terutama Sepakbola
Belakangan ini di dunia sepakbola di belahan bumi bagian manapun sedang santer menyuarakan suara anti rasis / menghilangkan rasis dari sepakbola. Rasis di sepakbola sangat diharamkan, bahkan di beberapa negara perlakuan rasis bisa membuat pertandingan dihentikan dan banyak pelaku rasis yang akan mendapat hukuman yang sangat berat dari federasi sepakbola, hukuman bisa tehadap individu ataupun kelompok bahkan bisa berimbas pada klub mereka. Hukuman pada klub pun beragam mulai dari denda, pengurangan poin, dll.
Sebelum kita beranjak lebih jauh tentang artikel ini mari kita simak arti sebuah rasis di sepakbola.
"Rasisme di sepak bola seperti yang tercantum di Wikipedia adalah penyalahgunaan / diskriminasi pemain, pejabat dan penggemar karena warna kulit, agama kebangsaan, atau etnis. Bisa berupa ejekan ucapan, tulisan, tindakan, atau bahkan lemparan benda benda yang bernada rasis (kulit pisang, tulang,dll). Beberapa mungkin menjadi sasaran (juga) karena hubungan mereka dengan tim lawan. Namun, ada beberapa contoh individu yang menjadi sasaran bahkan oleh para penggemar mereka sendiri."
Sedangkan menurut kamus Bahsa Indonesia " Rasisme atau rasialisme adalah prasangka berdasarkan keturunan bangsa; perlakuan yang berat sebelah terhadap (suku) bangsa yang berbeda-beda; atau paham yang memandang ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul."
Sedangkan menurut FIFA sebagai lembaga tertinggi sepakbola di dunia, semuanya sudah di atur di dalam artikel no 58 kode disiplin FIFA tentang diskriminasi.
Menurut FIFA, diskriminasi adalah : Anyone who offends the dignity of a person or group of persons through contemptuous, discriminatory or denigratory words or actions concerning race, colour, language, religion or origin
Artinya : Siapapun yang menyinggung martabat seseorang atau sekelompok orang melalui hinaan, tindakan diskriminatif, atau pencemaran nama baik, atau melalui tindakan yang berhubungan dengan ras, warna kulit, bahasa, agama atau suku bangsa.
Isi dalam artikel no 58 kode disiplin FIFA tersebut adalah :
1 a) Siapapun yang menyinggung martabat seseorang atau sekelompok orang melalui hinaan, tindakan diskriminatif, atau pencemaran nama baik, melalui tindakan yang berhubungan dengan ras, warna kulit, bahasa, agama atau suku bangsa akan dihukum sebanyak 5 kali pertandingan. Kemudian, dilarang masuk stadion, dan didenda minimal 20000 franc swiss (176 Juta Rupiah). Jika pelaku adalah official tim, maka jumlah denda adalah sebesar 30000 franc swiss (264 Juta Rupiah).
b) Jika beberapa orang (official team atau pemain) dari klub yang sama atau timnas terus menerus melanggar ayat 1 poin a di atas, atau memperburuk keadaan, maka tim tersebut akan mengalami pengurangan nilai sebanyak 3 poin pada saat pelanggaran pertama dan 6 poin pada saat pelanggaran selanjutnya, Pelanggaran yang dilakukan terus menerus akan mengakibatkan degradasi bagi tim. Dalam system gugur, tim akan langsung didiskualifikasi.
2 a) Jika supporter tim melanggar ayat 1a , maka denda minimal 30000 franc swiss akan dijatuhkan kepada timnas atau klub terlepas dari melakukan kesalahan atau lalai melakukan pengawasan.
b) Pelanggaran serius akan mengakibatkan sanksi tambahan, seperti pertandingan tanpa penonton, WO, pengurangan nilai, atau diskualifikasi.
Penonton yang melanggar ayat 1a akan menerima sanksi berupa pelarangan masuk stadion selama 2 tahun.
Sumber : FIFA Disciplinary code
Nah, setelah membaca tulisan di atas kita lanjutkan dengan beberapa contoh rasisme yang ada di belahan dunia. Kita bisa ambil contoh persepakbolaan di eropa. Di Eropa hukuman rasis diberlakukan ketika pemain dihina karena warna kulitnya, suku, agama dan budayanya. Contohnya, beberapa pemain di liga Spanyol termasuk striker Barcelona Samuel Eto'o (saat itu) dan kiper Espanyol Carlos Kameni telah menderita rasis karena warna kulitnya dan merekapun akhirnya berbicara menentang pelecehan rasis. Contoh lain Fredich Kanoute yang dihina supporter lawan karena agamanya Islam. Oktober 2009, Maurice Edu pemain Rangers mengatakan telah di rasis oleh penggemarnya sendiri selelah timnya menerima kekalahan di Liga Champions UEFA. Febuari 2011, Suporter Celtic tertangkap setelah mengejek pemain Rangers El Hadji Diouf dengan suara monyet dan gerak tubuh saat dia mengambil tendangan sudut. Dan banya contoh contoh aksi rasisme di belahan dunia ini.
Kasus Rasial Terparah sepanjang Sejarah (Kasus Rohingya)
Pemerintah Myanmar telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap masyarakat Rohingya - suatu golongan minoritas yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa disebut sebagai salah satu kelompok umat yang paling digencet di dunia.
Cendikiawan Dr. Maung Zarni adalah dosen tamu di Perguruan Tinggi London School of Economics di Inggris.
Ia mengatakan, sikap rasisme yang menyeluruh di kalangan mayoritas Umat Buddhis di Myanmar adalah salah satu aspek paling merisaukan dari perubahan sosial yang berkembang di negara itu.
Dikatakan, peralihan ke arah demokratisasi di Myanmar ternyata pada hakikatnya bukan memunculkan proses demokratisasi yang tidak lagi terpatahkan, melainkan rasisme terparah yang pernah disaksikan umat manusia.
Sesama umat manusia sepatutnya kita saling menghargai bukanya menghina ras, suku, bahkan agama. Jadikanlah perbedaan sebagai warna seperti dipelangi berbeda tapi Indah.
Kaitannya dengan
ungkapan kata bule, negro dan cino, yang sering kita dengar maupun
ucapkan, jelas hal ini bertentangan dengan paham yang ada dalam ilmu
Antropologi. Kata bule, yang dimasyarakat kita menunjuk pada seseorang
yang berciri ras Kaukasoid, atau orang yang berkulit putih, berhidung
mancung dengan badan yang relatif lebih besar dan tinggi fisiknya serta
berambut pirang. Anehnya, istilah bule yang diungkapkan ini tidak ada
pengaruhnya sama sekali di dalam masyarakat kita.
Kemudian dengan ungkapan kata Negro, yang menunjuk pada orang yang
berkulit hitam, rambut keriting dan berbibir tebal, juga tidak menjadi
masalah jika kita ungkapkan di masyarakat kita. Akan tetapi, kata cino,
yang menunjuk pada ras Mongoloid yang kulitnya kuning, berambut lurus
dan bermata sipit, menjadi masalah besar jika kita ungkapkan kata-kata
tersebut di dalam masyarakat kita.
Tidak berbeda dengan kata negro, yang kalau di Amerika akan menimbulkan
ketegangan sosial jika ungkapan itu dikeluarkan untuk menyebut
orang-orang yang aslinya berasal atau keturunan penduduk asli Afrika.
Mereka tidak suka disebut negro, dan menyebut dirinya dengan istilah
American Africans.
Kembali ke masalah kata bule yang ada dimasyarakat kita. Di Jawa
misalnya, jika anda menyebut kata bule, hal ini kemungkinan besar akan
mengacu pada sesosok binatang dan bukan manusia, yaitu binatang kerbau.
Orang jawa akan bilang "kebo bule", kerbau yang seluruh tubuhnya
berwarna putih dan dikeramatkan oleh sebagian masyarakat Jawa.
Dari uraian diatas, sudah sepantasnya kita kembali menjunjung tinggi
semangat kesamaan derajad pada seluruh umat manusia. Pergunakanlah
ungkapan-ungkapan yang sudah semestinya sehingga terbebas dari sikap dan
sifat rasis, yang hanya akan menimbulkan pertentangan antar umat
manusia.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jatikumoro/bule-negro-dan-cino-itu-ungkapan-kata-rasis_54f82597a3331169638b4c51
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jatikumoro/bule-negro-dan-cino-itu-ungkapan-kata-rasis_54f82597a3331169638b4c51
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jatikumoro/bule-negro-dan-cino-itu-ungkapan-kata-rasis_54f82597a3331169638b4c51
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jatikumoro/bule-negro-dan-cino-itu-ungkapan-kata-rasis_54f82597a3331169638b4c51
Komentar
Posting Komentar